PLN Perluas Proyek Smart Grid Tahap II, Pemadaman Bergilir Ditarget Turun 60%

12 Kota Besar Akan Menikmati Jaringan Listrik Pintar Mulai 2026

Jakarta – cMczone.com | 17 November 2025

PT PLN (Persero) resmi mengumumkan perluasan Proyek Smart Grid Tahap II, sebuah sistem jaringan listrik pintar yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi distribusi, mengurangi risiko pemadaman, dan mempercepat pemulihan gangguan listrik secara real time. Program ini akan diterapkan di 12 kota besar, termasuk Bandung, Semarang, Makassar, Denpasar, Balikpapan, Palembang, Medan, Surakarta, dan Pontianak, serta beberapa kawasan industri baru di Jawa dan Kalimantan.

Proyek ini merupakan lanjutan dari Smart Grid Tahap I yang diterapkan pada 2023–2024 di Jakarta dan Surabaya. Melalui integrasi teknologi sensor, pengukuran digital, kecerdasan sistem distribusi, hingga otomatisasi gardu induk, PLN menargetkan penurunan pemadaman bergilir hingga 60 persen dalam dua tahun ke depan.

Baca Juga :   Pemkab Bintan Targetkan Bangun RTLH Sebanyak 2600 Unit

Direktur Utama PLN menjelaskan bahwa Smart Grid memungkinkan perusahaan memantau pasokan listrik dari pusat kontrol nasional.

“Gangguan sekecil apa pun bisa terdeteksi dalam hitungan detik. Jika biasanya butuh waktu berjam-jam untuk menemukan titik korsleting, dengan smart grid kami bisa memetakan lokasi gangguan secara otomatis dan melakukan pengalihan beban secara real time,” ujarnya.

Selain peningkatan keandalan, sistem baru ini juga mendukung integrasi energi terbarukan seperti PLTS atap dan pembangkit biomassa. Hal ini penting mengingat kebutuhan listrik nasional diprediksi tumbuh 6–7% per tahun seiring bertambahnya industri manufaktur, pusat data, smelter mineral, dan kendaraan listrik.

Di sejumlah kota seperti Bandung dan Makassar, Smart Grid Tahap II akan dilengkapi dengan Advanced Metering Infrastructure (AMI), yaitu meteran pintar yang dapat memantau konsumsi listrik pelanggan secara digital. Pelanggan dapat melihat pemakaian listrik harian melalui aplikasi, sehingga penggunaan energi bisa lebih efisien dan transparan.

Baca Juga :   Terkait Penanganan Banjir, Roby Kurniawan Sebut Perlu 'Duduk' bersama BWS

Namun proyek besar ini juga menghadapi tantangan signifikan. Beberapa daerah masih memiliki jaringan distribusi tua yang harus diganti total sebelum Smart Grid bisa aktif. Selain itu, biaya investasi mencapai triliunan rupiah sehingga PLN harus memastikan keberlanjutan pendanaan melalui skema KPBU dan green financing.

Para pengamat energi menyebut bahwa smart grid adalah langkah strategis sekaligus keniscayaan bagi negara sebesar Indonesia. Tanpa modernisasi sistem listrik, gangguan besar seperti pemadaman massal 2019 dapat terulang.

Smart Grid membawa Indonesia ke level baru dalam pengelolaan energi. Modernisasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi fondasi bagi pembangunan ekonomi modern. Industri manufaktur tidak akan bertahan tanpa listrik stabil. Investasi di sektor energi digital harus konsisten agar tidak terjadi bottle-neck dalam pertumbuhan industri, khususnya di kawasan timur Indonesia.

Baca Juga :   Kirim Surat ke Pemko Tanjungpinang Soal Pengembangan Kawasan Gurindam 12, Ansar Ahmad: Sampai Sekarang Belum Ada Balasan...

Catatan Redaksi cMczone.com

Listrik yang stabil adalah denyut nadi pembangunan. Bangsa tidak akan tumbuh jika kota-kotanya terus dipadamkan. Transisi sistem listrik pintar harus menjadi prioritas nasional, demi memastikan seluruh rakyat menikmati hak yang paling dasar: terang yang tidak padam.